resume mata kuliah bahasa jurnalistik
EYD DALAM BAHASA JURNALISTIK
A. PENULISAN HURUP KAFITAL
1. jabatan tidak diikuti nama orang
Dalam butir 5 pedoman EYD dinyatakan,huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikui nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu , nama istansi ,atau nama tempat.
2. Hurup pertama nama bangsa
Dalambutir 7 dinyatakan,huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa,.suku bangsa,dan bahasa.
3. Nama geografi sebagai nama jenis
dalam butir 9,huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama istilah geografi yang tidak menjadi unsur nama diri.
4. Setiap unsure bentuk ulang sempurna
dalam butir 11 dinyatakan ,huruf kapital dipakai sebagai huruf sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang yang sempruna yang terdapat pada nama badan,lembaga pemerintahan,dan ketatanegaraan, serta dokumen resmi.
5. Penulisan kata depan dan kata sambung
Dalam butir 12 dinyatakan,huruf ka[ital dipakai sebagaihuruf pertama semua kata (tremasuk semua unsur kata ulang senpurna)didalam nama buku ,majalah,surat kabar,dan judul karangan kecuali kata seperti di,ke,dari,dan yang,dan untuk yang todak terletak pada posisi awal.
B. PENILISAN HURUF MIRING
1. penulisan kata buku
pada butir 1 pedoman penulisan huruf miring ditegaskan,huruf miring pada cetakan dipakai untuk menulis nama buku , majalah ,dan surat kabar yang ditulis dalam kutipan .
2. Penulisan penegasan kata
Butir 2 pedoman penulisan huruf miring menyatakan,huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata,kata ,atau kelompok kata .
3. Penulisan kata nama ilmiah
Butir 3 pedoman penulisam huruf miring menegaskan, huruf miring dan cetakan dipakai untuk menuliskan kata nama ilmiah dan ungkapan asing kecuali yang telah disesuaikan ejaan.
C. PENULISAN KATA TURUNAN
1. Gabungan kata dapat awalan akhiran
Butir 2 pedoman penulisan kata turunan menegaskan, jika bemtuk dasar yang berupa gabungan kata mendapat awalan dan akhiran sekaligus, unsure gabungan kat itu di tulis serangkai.
2. Gabungan kata dan kombinasi
Butir 4 pedoman penulisan kata turunan menyatakan,jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi , gabungan kata itu ditulis serangkai.
D. PENULISAN GABUNGAN KATA
1. Penulisan gabungan kata istilah khusus
Butir 2 pedoman penulisan gabungan kata mengingatkan ,gabungan kata, tyermasuk istilah khusus, yang mungkin menimbulkan kesalahan pengertian dapat ditulis dengan tanda hubungan untuk menegaskan pertalian di antara unsure yang bersangkutan.
2. Penulisan gabungan kata serangkai
Butir 3 penulisan gabungan kata menegaskan,gabungan kata berikut harus ditulis serangkai
5. PENULISAN PARTIKEL
1. penulisan partiken pun
butir 2 tentang penulisan partikel mengingatkan,partilel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya.
2. Penulisan partilel per
Butir 3 tentang penulisan partikel menyebutkan ,partikel per yang berarti mulai, demi, dan tiap ditulis terpisah dari bagian kalimat yang mendahukui atau mengikutinya.
6. PENULISAN SINGKATAN
1. Penulisan singkatan umum tiga huruf
Pedoman EYD mengingatkan,singkatan umum yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti tanda titik .
2. penulisan singkatan mata uang
pedoman EYD menegaskan lambang kimia ,singkatan satuan ukuran ,takaran,timbangan, dan mata uang tidak diikuti tanda titik
G. PENULISAN AKRONIM
1. Akronim nama diri
Pedoman EYD menyatakan,akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awak huruf kapital.
2. Akronim bukan nama diri
Menurut oedoman EYD,akronim yang bukan nama diriyang berupa gabungan huruf ,suku kata atau pun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata seluruhnya ditulis dengan huruf kecil.
H. HURUF ANGKA
Pedoman EYD menetapkan empat jenis penulisan angka
I. PENULISAN LAMBANG BILANGAN
1. penulisan lambang bilangan satu-dua kata
pedomsn EYDmenetapkan ,penulisan lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kali tulisan dengan huruf kecuali jika beberapa lambang bilangan dipakai secara berurutan ,seperti dalam perincian dan perurutan.
2. penulisan lambang bilangan awal kalimat
lambang bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf.
3. penulisan lambang bilangan utuh
angka yang menunjukan bilangan utuh yang besar dapat dieja sebagian supaya libih mudah dibaca .
4. penilisan lambang bilangan angka huruf
bilangan tidak perlu ditulis dengan angka dan huruf sekaligus dalam teks kecuali didalam dokumen resmi seprti akta dan kuitansi.
resume mata kuliah bahasa jurnalistik